Pola Pemanfaatan Teknologi melalui Pelayanan Jasa di BB Keramik
Bandung (22/12) -- Di penghujung tahun 2023 Balai Informasi Standar Instrumen Pertanian (BISIP) studi banding pola pelaksanaan pemanfaatan teknologi yang dilakukan sebagai pelayanan jasa dari salah satu fungsi di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam di Bandung. Balai Besar Keramik, demikian nama singkat Balai Besar dibawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) ini mempunyai ruang pelayanan jasa pemanfaatan teknologi yang dilaksanakan dengan mitra swastanya, mulai dari mitra Industri Kecil Menengah (IKM) sampai dengan ke mitra industri besarnya.
Balai Besar Keramik selain memberikan jasa pendampingan dan penerapan dalam pemanfaatan teknologi yang dulu dihasilkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik ini dilakukan hanya dengan satu pihak dan spesifik atau bisa diartikan ekslusif saja untuk pemanfaatan bersama teknologi, termasuk ketika dalam prosesnya diperlukan inovasi atau penyesuaian maka akan dilakukan selama pendampingan dan pelayanan jasanya berjalan di masa perjanjian kerja sama berlangsung.
Kepala Balai Besar, Azhar Fitri yang ikut menerima Tim BISIP selama kunjungan ikut memperjelas, bahwa kedepan BB Keramik secara bertahap juga akan didorong menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Oleh karenanya pengalaman dari Kementan dalam memanfaatkan paten dan PVT sebagai Aset Tak Berwujud dalam bentuk royalti PNBP hingga mendatangkan royalti, menurutnya dilakukan BBK dalam ruang lingkup pelayanan di Balai Besarnya, ungkapnya. Wacana bahwa ruang pemanfaatan dilakukan dengan target perolehan royalti di pelayanan jasanya selama ini digunakan dalam mekanisme pemberian jasa. Dan jasa ini hanya diihitung sebagaimana satuan orang jam/orang hari/orang bulan (OJ/OH/OB). Pendapatnya bahwa kemungkinan untuk ruang royalti dapat dilaksanakan kedepan dalam ruang optimalisasi pemanfaatan teknologi itu sendiri, ungkap Azyar Fitri lagi.
Keterangan dari Kepala BISIP, Nuning Nugrahani terkait dengan kekayaan HKI di Kementan yang mencapai 692 KI sudah granted dan dalam masa perlindungan, berupa paten dan PVT perlu terus digali pola pemanfaatannya, terutama guna mendorong terlaksananya penyebaran hasil inovasi yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan ke masyarakat, dan ATB ini adalah milik Kementan. Berbeda dengan di Kemenperin paten tersebut dahulunya dikelola oleh masing-masing Satker dibawah BPPI atau Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, dan saat terjadi transformasi organisasi ditahun 2021 telah diusulkan memperoleh PNBP Rp 0 ketika masa pemeliharaan patennya berlangsung, demikian ungkap Ibu Arik, Pranata Humas BB Keramik menjelaskan. Hal ini menjadi salah satu informasi berharga bagi BISIP, dan perlu diperdalam proses permohonannya.
Hal menarik hingga diskusi akhir bahwa ketika pelayanan jasa dilakukan masing-masing ruang pelayanan telah ditetapkan dalam tarif Perkin, sehingga ruang pelayanan publik yang dilakukan oleh seluruh fungsional di BB Keramik hanya dimungkinkan dengan pemberian satuan biaya OJ/OH/OB saja, demikian ungkap Ibu Arik menambahkan. Berbeda dengan Kementan yang dalam pola pemanfaatan patennya dilakukan dengan melakukan perjanjian lisensi, dan dari lisensi tersebut dilakukan penetapan kewajiban bagi masing-masing pihak untuk memenuhi kewajibannya. Termasuk untuk menyusun laporan hasil penjualan, dan diperhitungkan untuk penyetoran royalti PNBPnya. Sehingga royalti PNBP ini dapat dikembalikan kepada Inventor/Penelitinya kembali sesuai dengan ketentuan PMK 136/2021 dan bahkan juga sebelumnya dikembalikan kepada Satker pengampu paten atau PVTnya sebagaimana dulu diacu dari Permentan 7 Tahun 2018, ungkap Nuning. Tentunya hal-hal yang diungkap ini dalam prosesnya perlu penyesuaian sebagaimana kategori atau jenis paten atau PVTnya. Diakhir Kepala BB menyampaikan bahwa BB Keramik terbuka untuk saling belajar dan saling bertukar informasi, karena keseluruhannya tidak lain adalah dalam rangka mengoptimalkan pelayanan, selain juga nanti ke depan memperluas ruang layanan yang berpotensi menjadi komersial ketika BB Keramik nanti menjadi BLU secara bertahap.